Memulai adalah sesuatu yang sulit. Ya, benar-benar sulit seperti yang saya alami saat ini. Apa pun setiap permulaannya selalu saja sulit. Untuk memulai mengerjakan skripsi, sulit banget, karena malas. Untuk mulai bekerja pertama kali, sulit, karena merasa nggak punya pengalaman. Bahkan untuk pertama kali naik sepeda atau membaca pun, sulit!
Apa
sebenarnya kesulitan itu sendiri? Sulit ya sulit. Tapi kenapa bisa ada
kesulitan? Jawabannya sederhana sekali, karena ada kemudahan. Sesuatu emang
sudah diciptakan berpasangan. Itu memang sudah takdir. Tapi bukan itu intinya.
Coba pikir sejenak! Kita bisa mengatakan bahwa sesuatu itu sulit karena mungkin
dulu kita pernah merasa melakukan sesuatu yang mudah. Coba ingat-ingat! Benar
kan? Kita hanya merasa. Merasa mudah atau merasa sulit. Itu hanyalah perasaan
kita kan?
Trus gimana
jalan keluarnya? Tidak ada jalan lain kecuali cobalah. Ya, cobalah meskipun
sedikit. Karena setelah itu, kita justru tidak akan merasa kesulitan lagi. Gak
ada yang sulit, juga gak ada yang mudah.
Semua hanya perasaan kita. Bahkan ketika telah memasuki pekerjaan itu, kamu
akan terlena dengan yang kamu jalani karena begitu menikmatinya. Hingga
akhirnya kamu akan terkejut. Ternyata pekerjaan yang awalnya segudang, segunung,
dan sebanyak lautan, dapat kamu selesaikan tanpa terasa. Itulah kuncinya. Billi
P.S. Lim berpendapat, “Jika anak-anak diciptakan untuk tidak mencoba hal-hal
baru karena takut gagal, niscaya mereka gak akan pernah keluar dari tempat
tidur bayi mereka.”
Ah, benar
juga. Padahal manusia kan mengalami perkembangan selama hidupnya. Oleh karena
itu, cobalah dan terus mencoba dengan sebuah keyakinan bahwa kita pasti bisa.
Lawanlah segala bentuk kemalasan dalam dirimu dan ciptakan sesuatu yang
indah-indah dalam pikiranmu! Misalnya hal-hal enak apa saja yang bisa kamu
dapatkan setelah melakukan pekerjaan itu? Atau bisa juga dengan menakut-nakuti
dirimu dengan hal apa saja bila pekerjaan itu gak segera dilakukan.
Saat ini,
dirimu berada dalam ‘penjara pikiran’, gitu temenku bilang. Jadi sekaranglah
waktunya kamu untuk membebaskan diri dari penjara pikiran. Seimbangkan dengan
semangat jihadyang membara bahwa semua yang kamu lakukan bukan hanya untuk
dirimu sendiri, melainkan yang lebih utama adalah sebagai bentuk apresiasi
dalam rangkaian pengabdian kepada-Nya.
Kapan lagi
kalo gak sekarang?!
Imam
Al-Ghazali mengatakan, “kalo pekerjaan saat ini gak dilakukan, mau ditaruh di
mana lagi pekerjaan besok?” Jadi, ayo dong, Bro. Dengan semangat plus dorongan
bismillah, kita mencoba dan terus mencoba. Selamat mencoba! Einen schönen Tag Noch!
(Atoirahman,
Ibnu. 2006. Hidup Tanpa Masalah.
Bandung: Dar! Mizan)