Ada beberapa pertanyaan yang kadang memekakan telinga guru, baik negeri maupun swasta,. Pertanyaan tersebut adalah ungkapan yang seolah-olah orang yang memilki gaji tetap setiap bulan tidak dapat menjadi orang kaya. Contoh ungkapan yang menyesatkan meremhkan guru adalah:
- “Jangan jadi guru kalau ingin kaya”
- “Mau kaya? Jangan jadi guru…..”
- “Penghasilan gue sih segini-gini aja. Nggak akan pernah bisa gedhe. Maklum guru gajinya bulanan….”
Kalau anda perhatikan perhatikan, pernyataan-pernyataan
tersebut kebanyakan diungkapkan oleh mereka yang ingin memotivasi anda bahwa
kalau mau kaya, anda harus mempunyai usaha sendiri.
Saya tidak pernah melihat guru yang membantah opini ini
secara terang-terangan di ruang publik, baik berupa pemikiran di media cetak
maupun media elektronik. Nah repotnya, bagi kebanyakan orang sulit mendapatkan
penghasilan kalau tidak menjadi guru atau karyawan. Banyak di antara mereka
yang memiliki modal untuk membuka usaha sendiri tetapi lebih memilih bekerja
sebagai guru, karyawan atau PNS, agar bisa mendapatkan penghasilan rutin dan
tetap. bahkan mereka yang lulusan dari perguruan tinggi terkenal pun sering
kali tidak ingin menjadi pengusaha., mereka hanya ingin bekerja sebagai PNS,
guru atau karyawan karena mendapatkan gaji tetap setiap bulan.
Sebelum memberitahu bagaiman caranya guru bisa kaya, saya
ingin memberitahu terlebih dahulu tentang pembedaan antara kaya dengan
penghasilan tinggi. Yang dimaksud dengan “penghasilan tinggi” adalh pendapatan,
penghaislan atau pemasukan (cash flow) yang besar setiap bulan. Sedangkan
“kaya” adlah seberapa banyak anda menyisihkan, menyimpan, dan menumpuk
aset dari penghasilan yang anda dapatkan
dari penghasilan yang anda dapatkan. Jadi perbedaannya kata penghasilan tinggi
berkaitan dengan aliran uang masuk (cash flow) sedangkan kaya adlah seberapa
banyak aset yang anda dapatkan dari penghasilan. Nah maslahnya, banyak orang
berpenghasilan tinggi tetapi boros sehingga tidak dapat kaya, tetapi sebaliknya
banyak orang yang berpenghasilan tidak tinggi tetapi dapat menabung dan
menumpuk aset produktif sehingga menjadi kaya.
Jadi kesimpulannya bahwa guru memamng memliki keterbatasan
dalan hal penghasilan, tetapi untuk menjadi kaya, guru tidak perlu menunggu
sampai punya penghasilan besar. Guru tetap bisa kaya berapapun penghasilannya,
karena kemampuan mengumpulkan kekayaan tidak dilihat dari berapa besar
penghasilannya, tetapi bagaimana cara mengeloloa penghasilan itu. Mantap kan?
Jadi setelah membaca artikel ini, anda yang berprofesi sebagai gru dengan
penghasilan bulanan, jangan lagi minder kalau ketemu teman anda yang berprofesi
sebagai pengusaha. Teman anda yang pengusaha mungkin saja punya penghasilan
yang besar dan tidak terbatas hingga berkali-kali lipat penghasilan anda sebagai
guru. tetapi dalam hal mengelola penghasilan, dia belum tentu lebih baik dari
anda, sehingga anda lah yang lebih “kaya” dalam soal finansial.
Sekarang profesi guru mendapatkan penghargaan berupa
tunjangan profesi pendidik sehingga guru tergolong karyawan yang berpenghasilan
tinggi. Oleh karena itu supaya tidak mengalami kesulitan seperti sebelum tahun
2005, perlu saya berikan trik untuk bisa menyisihkan penghasilan, dan setelah
terkumpul belanjakan investasi yang dapat menambah penghasilan baik rutin
maupun hanya sesekali. Ada tiga trik untuk bisa menyisihkan penghasilan, yaitu:
- Menabunglah di muka, jangan di belakang
Coba anda intropeksi diri, apakah
selama ini anda selalu menabung di belakang setelah membelanjakan semua
penghasilan anda? Jika jawabannya iya, pantas saja anda jarang bisa menabung.
Kenapa? Karena uang anda selalu habis tak berbekas. Maklum uang memang lebih
enak dipakai daripada ditabung. Jadi daripada menabung di belakang setelah
membelanjakan semua penghasilan anda, kenepa tidak mencoba untuk menabung di
muka segera setelah anda mendapatkan penghasilan.
- Minta tolong bank untuk memotong dan menabungkannya di rekening khusus
Coba anda menabung paksa dengan
meminta tolong bank memotong gaji anda dan menyetor ke tabungan khusus. Nantinya
tabungan itu dibelikan aset yang produktif bukan konsumtif seperti beli mobil,
TV, rumah, mesin cuci, dll. Aset produktif di sini adalah harta yang dapat
memberikan pengasilan baik rutin maupun sesekali, sehingga tumbuh sumber
penghasilan baru, begitu seterusnya.
- Buatlah celengan
Kiat ini jangan kaget, guru kok
suruh buat celengan seperti anak kecil. Kalau anak kecil nyeleng koin, entah
ratusan, limaratusan, ribuan tetapi kalau anda bisa nyelengi lembaran dua puluh
ribuan. Loh bagaimana caranya? Bersumpahlah pada diri anda sendiri. Misalnya
“saya bersumpah jika saya ketemu uang lembaran dua puluh ribuan, berapapun
jumlahnya tidak akan saya belanjakan tetapi saya masukkan celengan”. Jadi
setelah bersumpah, setiap ada uang duapuluh ribuan selalu dimasukkan celengan
dan dalam keadaan apapun haram hukumnya untuk dibelanjakan, begitu seterusnya.
Sekarang untuk membentuk aset dan bisa menjadi kaya, apakah
semuanya harus bergantung pada kemampuan anda dalam menyisihkan penghasilan?
Sebenarnya ada lagi yang menentukan yaitu seberapa bergunaya harta yang sudah
anda kumpulkan dan anda miliki sepanjang hidup anda, yang akan dibahas di
artikel berikutnya.
Sumber: Suara Pendidikan Edisi VIII april 2013