Pages

Ads 468x60px

Selasa, 21 Mei 2013

Siapa Bilang Guru Nggak Bisa Kaya


Ada beberapa pertanyaan yang kadang memekakan telinga guru, baik negeri maupun swasta,. Pertanyaan tersebut adalah ungkapan yang seolah-olah orang yang memilki gaji tetap setiap bulan tidak dapat menjadi orang kaya. Contoh ungkapan yang menyesatkan meremhkan guru adalah:
  1. “Jangan jadi guru kalau ingin kaya”
  2. “Mau kaya? Jangan jadi guru…..”
  3. “Penghasilan gue sih segini-gini aja. Nggak akan pernah bisa gedhe. Maklum guru gajinya bulanan….”
Kalau anda perhatikan perhatikan, pernyataan-pernyataan tersebut kebanyakan diungkapkan oleh mereka yang ingin memotivasi anda bahwa kalau mau kaya, anda harus mempunyai usaha sendiri.

Saya tidak pernah melihat guru yang membantah opini ini secara terang-terangan di ruang publik, baik berupa pemikiran di media cetak maupun media elektronik. Nah repotnya, bagi kebanyakan orang sulit mendapatkan penghasilan kalau tidak menjadi guru atau karyawan. Banyak di antara mereka yang memiliki modal untuk membuka usaha sendiri tetapi lebih memilih bekerja sebagai guru, karyawan atau PNS, agar bisa mendapatkan penghasilan rutin dan tetap. bahkan mereka yang lulusan dari perguruan tinggi terkenal pun sering kali tidak ingin menjadi pengusaha., mereka hanya ingin bekerja sebagai PNS, guru atau karyawan karena mendapatkan gaji tetap setiap bulan.

Sebelum memberitahu bagaiman caranya guru bisa kaya, saya ingin memberitahu terlebih dahulu tentang pembedaan antara kaya dengan penghasilan tinggi. Yang dimaksud dengan “penghasilan tinggi” adalh pendapatan, penghaislan atau pemasukan (cash flow) yang besar setiap bulan. Sedangkan “kaya” adlah seberapa banyak anda menyisihkan, menyimpan, dan menumpuk aset  dari penghasilan yang anda dapatkan dari penghasilan yang anda dapatkan. Jadi perbedaannya kata penghasilan tinggi berkaitan dengan aliran uang masuk (cash flow) sedangkan kaya adlah seberapa banyak aset yang anda dapatkan dari penghasilan. Nah maslahnya, banyak orang berpenghasilan tinggi tetapi boros sehingga tidak dapat kaya, tetapi sebaliknya banyak orang yang berpenghasilan tidak tinggi tetapi dapat menabung dan menumpuk aset produktif sehingga menjadi kaya.

Jadi kesimpulannya bahwa guru memamng memliki keterbatasan dalan hal penghasilan, tetapi untuk menjadi kaya, guru tidak perlu menunggu sampai punya penghasilan besar. Guru tetap bisa kaya berapapun penghasilannya, karena kemampuan mengumpulkan kekayaan tidak dilihat dari berapa besar penghasilannya, tetapi bagaimana cara mengeloloa penghasilan itu. Mantap kan? Jadi setelah membaca artikel ini, anda yang berprofesi sebagai gru dengan penghasilan bulanan, jangan lagi minder kalau ketemu teman anda yang berprofesi sebagai pengusaha. Teman anda yang pengusaha mungkin saja punya penghasilan yang besar dan tidak terbatas hingga berkali-kali lipat penghasilan anda sebagai guru. tetapi dalam hal mengelola penghasilan, dia belum tentu lebih baik dari anda, sehingga anda lah yang lebih “kaya” dalam soal finansial.

Sekarang profesi guru mendapatkan penghargaan berupa tunjangan profesi pendidik sehingga guru tergolong karyawan yang berpenghasilan tinggi. Oleh karena itu supaya tidak mengalami kesulitan seperti sebelum tahun 2005, perlu saya berikan trik untuk bisa menyisihkan penghasilan, dan setelah terkumpul belanjakan investasi yang dapat menambah penghasilan baik rutin maupun hanya sesekali. Ada tiga trik untuk bisa menyisihkan penghasilan, yaitu:

  1. Menabunglah di muka, jangan di belakang
Coba anda intropeksi diri, apakah selama ini anda selalu menabung di belakang setelah membelanjakan semua penghasilan anda? Jika jawabannya iya, pantas saja anda jarang bisa menabung. Kenapa? Karena uang anda selalu habis tak berbekas. Maklum uang memang lebih enak dipakai daripada ditabung. Jadi daripada menabung di belakang setelah membelanjakan semua penghasilan anda, kenepa tidak mencoba untuk menabung di muka segera setelah anda mendapatkan penghasilan.

  1. Minta tolong bank untuk memotong dan menabungkannya di rekening khusus
Coba anda menabung paksa dengan meminta tolong bank memotong gaji anda dan menyetor ke tabungan khusus. Nantinya tabungan itu dibelikan aset yang produktif bukan konsumtif seperti beli mobil, TV, rumah, mesin cuci, dll. Aset produktif di sini adalah harta yang dapat memberikan pengasilan baik rutin maupun sesekali, sehingga tumbuh sumber penghasilan baru, begitu seterusnya.

  1. Buatlah celengan
Kiat ini jangan kaget, guru kok suruh buat celengan seperti anak kecil. Kalau anak kecil nyeleng koin, entah ratusan, limaratusan, ribuan tetapi kalau anda bisa nyelengi lembaran dua puluh ribuan. Loh bagaimana caranya? Bersumpahlah pada diri anda sendiri. Misalnya “saya bersumpah jika saya ketemu uang lembaran dua puluh ribuan, berapapun jumlahnya tidak akan saya belanjakan tetapi saya masukkan celengan”. Jadi setelah bersumpah, setiap ada uang duapuluh ribuan selalu dimasukkan celengan dan dalam keadaan apapun haram hukumnya untuk dibelanjakan, begitu seterusnya.

Sekarang untuk membentuk aset dan bisa menjadi kaya, apakah semuanya harus bergantung pada kemampuan anda dalam menyisihkan penghasilan? Sebenarnya ada lagi yang menentukan yaitu seberapa bergunaya harta yang sudah anda kumpulkan dan anda miliki sepanjang hidup anda, yang akan dibahas di artikel berikutnya.


Sumber: Suara Pendidikan Edisi VIII april 2013
Comments
2 Comments

2 komentar:

Unknown mengatakan... Reply Comment

Wah, yg nomor 3 gak berani gan..
Takut kena sumpah jadi "Ganteng" kan bisa gawat gan..??

Hahahahaaaa..

Yogi Cahya mengatakan... Reply Comment

yah,,pedenya :)
blognya kq gak bisa dibuka mas?
ane jadi g bisa comentback...

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...