Cinta
adalah fitrah. Semua manusia pasti punya cinta atau perasaan seperti itu. Hewan
pun membesarkan anaknya dengan cinta. Allah menciptakan makhluk dengan penuh
cinta. Dunia aman karena ada cinta. Pendeknya, semua hal yang terjadi di dunia
ini karena cinta.
Namun,
terkadang cinta pun bisa menjadi noda atau empedu bagi para pelaku cinta,
sebagai kesalahan dalam memaknai cinta itu sendiri. Oleh karena itu, kalo kita
ngomongin cinta, kita harus betul-betul dalam keadaan sadar dan gak sedang
dimabuk cinta. Atau jangan berlebihan ketika mengagumi cinta karena suatu saat
nanti, cinta itu bisa jadi menjadi penyakit yang menderitakan.
Kekuatan
sebuah cinta emang dashyat. Taj Mahal di India salah satu bukti kehebatan
dampak sebuah cinta. Taj Mahal yang dibangun oleh Shah Jahan (Sihabuddin)
sebagai tanda cintanya kepada Mumtaz Mahal, sang istri yang mendahuluinya
menghadap Sang Pencipta.
Hanya
dengan cinta, kita dapat bertahan untuk dapat terus bertahan untuk tetap
melanjutkan kehidupan. Jika seseorang sudah mengerti hakikat cinta, segala
penderitaan yang dilaluinya akan tampak sebagai nikmat yang membentang luas.
Ya, cinta yang sebenarnya. Bukan cinta sesaat dan bukan cinta pengumbar nafsu
belaka. Cinta yang membawa kedamaian bagi siapapun yang mendekatinya. Itulah
kekuatan cinta yang sebenarnya.
Kita
diciptakan Allah dengan rasa cinta-Nya dan sudah sepantasnyalah kita membalas
rasa cinta itu hanya kepada-Nya pula. Segala yang kita lakukan di dunia ini
hendaknya didasarkan untuk mengharapkan cinta-Nya saja, bukan maksud lain.
Percayalah! Jika semua jenis cinta yang ada di
dunia ini sudah musnah dan hilang tertelan zaman, cinta kepada Allahlah yang
akan mengekalkan kita dari “kematian”. Jiwa kita akan selalu hidupdan
bersemayam dalam lubuk hati dengan sebuah kedamaian. Bukankah nikmat yang paling
indah bagi penduduk surga adalah nimat ru’yat, yaitu memandang Allah dengan
kasatmata. Memandang Tuhannya dengan penuh kedamaian. Sebuah kepuasan yang
takkan terlukiskan oleh kata-kata.